Peran Teknologi Cerdas di Ritel untuk Mengembangkan Tenaga Kerja Terlibat
Diterbitkan: 2023-07-05Saat ini, industri ritel dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari tingkat perputaran karyawan yang tinggi hingga dinamika ekspektasi pelanggan yang terus berubah. Di tengah kerumitan ini, Smart Tech muncul sebagai pemain penting dalam membangun tenaga kerja yang terlibat dan efisien. Memanfaatkan perpaduan teknologi seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), dan analitik, peritel dapat menumbuhkan budaya keterlibatan, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.
Memahami Lanskap Teknologi Cerdas di Ritel
Smart Tech terdiri dari berbagai alat teknologi yang dirancang untuk mengotomatiskan proses, meningkatkan pengambilan keputusan, dan mendorong peningkatan kinerja. Ini termasuk perangkat IoT untuk manajemen inventaris, algoritme AI untuk analisis data, AR untuk pelatihan, dan analitik data untuk memperoleh wawasan yang dapat ditindaklanjuti.
Sebuah studi oleh Deloitte mengungkapkan bahwa 56% bisnis mendesain ulang program SDM mereka untuk memanfaatkan perangkat digital dan seluler, yang menunjukkan pergeseran ke arah pendekatan manajemen karyawan yang lebih terhubung dan berbasis data.
Mendorong Keterlibatan Melalui Teknologi Cerdas
Smart Tech memiliki banyak manfaat seperti memungkinkan komunikasi yang efisien dan real-time, menumbuhkan rasa kolaborasi dan komunitas dalam tenaga kerja. Selain itu, AR dan VR dapat memberikan pengalaman pelatihan yang imersif, membekali karyawan dengan keterampilan penting dengan cara yang menarik dan interaktif. AI dan analitik menawarkan pendekatan objektif berbasis data untuk manajemen kinerja, memungkinkan umpan balik yang dipersonalisasi dan peningkatan berkelanjutan; dan AI dapat menangani tugas rutin untuk membebaskan karyawan dari tugas lain.
Komunikasi yang Efektif : Dengan teknologi pintar seperti IoT dan aplikasi seluler, pengecer dapat memastikan komunikasi yang efisien dan real-time antara karyawan, manajemen, dan pelanggan. Menurut Asosiasi Pemimpin Industri Ritel, 58% pengecer melihat alat keterlibatan karyawan sebagai investasi prioritas, mengingat peran mereka dalam mempromosikan komunikasi yang transparan, membangun hubungan, dan mendorong budaya inklusivitas.
Peningkatan Pelatihan : AR dan Virtual Reality (VR) merevolusi pelatihan di industri ritel. Dengan menggunakan AR/VR, retailer dapat mensimulasikan skenario dunia nyata, menawarkan lingkungan yang aman dan interaktif kepada karyawan untuk mempelajari dan melatih keterampilan. Sebuah studi Capgemini mengungkapkan bahwa 82% perusahaan yang menerapkan AR/VR mengatakan bahwa manfaatnya melebihi ekspektasi mereka, dan PwC memproyeksikan bahwa hampir 23,5 juta pekerjaan di seluruh dunia akan menggunakan AR dan VR untuk pelatihan pada tahun 2030.
Manajemen Kinerja Berbasis Data : AI dan analitik menawarkan pengecer cara untuk menilai kinerja karyawan secara objektif. Dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari berbagai titik kontak, manajer dapat memperoleh wawasan tentang kinerja individu, mengidentifikasi area peningkatan, dan menawarkan umpan balik yang konstruktif. McKinsey melaporkan bahwa organisasi yang menggunakan AI dan analitik prediktif telah melihat peningkatan kinerja sebesar 5-10%, menekankan nilai pendekatan berbasis data.
Mengotomatiskan Tugas Rutin : Smart Tech memainkan peran transformatif dalam merampingkan operasi dengan mengotomatiskan tugas rutin, membawa perubahan signifikan dalam lingkungan kerja ritel. Teknologi seperti AI dan IoT mampu menangani berbagai tugas biasa, seperti pelacakan inventaris, proses pembayaran, dan bahkan fungsi SDM yang kompleks seperti penggajian dan perekrutan. Otomatisasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan mengurangi kemungkinan kesalahan manusia, tetapi juga membebaskan karyawan untuk terlibat dalam tugas yang lebih strategis dan bernilai tinggi. Alih-alih berfokus pada pekerjaan berulang, karyawan dapat mencurahkan waktu dan keterampilan mereka untuk peran yang secara langsung memengaruhi pengalaman pelanggan, seperti layanan pelanggan yang dipersonalisasi, pemecahan masalah, atau meningkatkan pengalaman di dalam toko.
Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
Seperti yang baru saja kami sebutkan, teknologi pintar dapat mengotomatiskan tugas-tugas rutin, membebaskan karyawan untuk fokus pada peran yang lebih strategis dan menghadap pelanggan. Seperti apa aksinya? Nah, perangkat IoT dapat menangani manajemen inventaris, sementara AI dapat merampingkan proses SDM seperti perekrutan dan penggajian. Menurut sebuah studi oleh Accenture, AI dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 40% pada tahun 2035.
Ini menghasilkan tenaga kerja yang lebih terlibat, meningkatkan kepuasan kerja, dan pada akhirnya, berkontribusi pada pengalaman pelanggan yang lebih baik dan lebih personal. Ini juga mengarah pada fokus yang lebih berpusat pada pelanggan dengan membebaskan karyawan manusia untuk fokus pada pelanggan mereka.
Mengembangkan Tenaga Kerja yang Berpusat pada Pelanggan
Itu bukan batas bagaimana Smart Tech dapat membantu menjaga perusahaan tetap berpusat pada pelanggan. Smart Tech menawarkan data dan wawasan pelanggan kepada karyawan, yang menciptakan pendekatan yang lebih personal. Karyawan dapat menggunakan informasi ini untuk menyesuaikan interaksi mereka dan menawarkan rekomendasi, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mendorong penjualan. Ini juga meningkatkan loyalitas pelanggan, karena pelanggan menerima lebih banyak layanan yang dirancang khusus untuk mereka.
Masa Depan Keterlibatan Tenaga Kerja di Ritel
Masa depan keterlibatan tenaga kerja di ritel terletak pada pendekatan yang cerdas, terhubung, dan berbasis data. Teknologi yang muncul seperti 5G akan semakin meningkatkan kemampuan komunikasi dan analisis data secara real-time, sementara kemajuan dalam AI, AR, dan VR akan menawarkan alat pelatihan dan manajemen kinerja yang lebih canggih.
Industri Ritel yang Lebih Cerdas
Seiring perkembangan industri ritel, peran Smart Tech dalam membangun tenaga kerja yang terlibat menjadi semakin penting. Pengecer yang memanfaatkan teknologi ini akan lebih siap menghadapi tantangan lanskap ritel modern, mendorong keterlibatan, produktivitas, dan kepuasan pelanggan. Di era digital ini, mengembangkan tenaga kerja yang mendukung Smart Tech bukan hanya keunggulan kompetitif—itu adalah kebutuhan.
Tentang Sandeep Shekhawat
Sandeep Shekhawat saat ini menjabat sebagai Director of Engineering di Walmart Labs USA. Dia telah bekerja dengan Meta/WhatsApp, Apple, dan Yahoo dan merupakan lulusan Universitas Cornell dengan gelar Magister Ilmu Komputer. Shekhawat berspesialisasi dalam aplikasi Internet of Things (IoT) perusahaan, khususnya di ranah Smart Retail. Di Walmart Labs, Shekhawat terus memajukan solusi IoT, memungkinkan operasi toko yang efisien melalui pengumpulan data dari perangkat dan mesin.
LinkedIn: https://www.linkedin.com/in/sandeepshekawat