66 Contoh Citra + 8 Jenis untuk Menyalakan Imajinasi Anda
Diterbitkan: 2023-03-08Contoh citra dapat menjadi alat komunikasi yang ampuh yang digunakan dalam sastra, TV, seni, musik, dan media lainnya.
Ini digunakan dalam menulis dan mendongeng untuk membantu pembaca dan pendengar terhubung dengan karakter atau peristiwa pada tingkat yang lebih pribadi.
Ada berbagai jenis citra yang akan kami bahas dalam artikel ini, termasuk contoh citra untuk setiap jenis.
Berbagai jenis citra bersatu untuk menciptakan pengalaman imersif yang membantu menarik orang ke dalam cerita dengan menciptakan gambaran mental yang jelas di benak mereka saat mereka membaca (atau mendengarkan).
Perumpamaan juga dapat digunakan dalam percakapan dan tulisan sehari-hari untuk membantu mengomunikasikan ide secara lebih efektif dan membuatnya lebih mudah diingat melalui penggunaan visual yang mudah diingat.
Menggunakan perumpamaan untuk mengomunikasikan konsep dengan jelas dan efektif membuat pembaca lebih mudah memahami poin yang disampaikan tanpa tersesat dalam kata-kata atau terganggu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis perumpamaan, perbedaan antara bahasa deskriptif literal dan kiasan, dan memberikan contoh perumpamaan di setiap langkahnya!
Apa itu Citra?
Perumpamaan adalah perangkat sastra yang menggunakan deskripsi yang jelas untuk membuat gambar dan membangkitkan perasaan melalui penggunaan bahasa deskriptif. Ini digunakan untuk meningkatkan pengalaman pembaca melalui deskripsi yang kuat dan berdampak.
Citra membangkitkan emosi, membantu menciptakan hubungan yang lebih dalam dengan karakter dan plot, serta menciptakan suasana yang menarik pembaca dan meningkatkan pemahaman mereka.
Citra deskriptif memungkinkan Anda untuk terlibat dengan cerita dengan tidak hanya menggunakan kata-kata penulis tetapi juga imajinasi Anda sendiri.
Penggunaan perumpamaan dapat menciptakan suasana atau nada tertentu yang selanjutnya dapat menekankan tema-tema tertentu dalam karya sastra.
Misalnya, jika seorang penulis ingin menekankan kehilangan dalam sebuah cerita, dia mungkin menggunakan gambaran kematian atau kehancuran yang akan membangkitkan perasaan sedih dan sakit dalam tulisannya.
Pencitraan juga penting dalam lukisan, film, musik, dan bentuk seni lainnya di mana elemen visual adalah komponen utamanya.
Dalam seni lukis, citra penting dalam menyampaikan makna melalui warna, bentuk, dan teknik lain seperti perspektif dan pencahayaan.
Jika digunakan dengan benar, perumpamaan dapat bercerita tanpa bergantung pada kata-kata atau dialog.
Dalam musik, imagery dapat digunakan untuk menciptakan soundscapes—lanskap sonik yang hidup yang membangkitkan respons emosional yang berbeda dari pendengar berdasarkan instrumen apa yang dipilih.
Citra dalam Bahasa Literal dan Figuratif
Perumpamaan dapat digunakan baik dalam bahasa literal maupun kiasan, dengan masing-masing memiliki tujuan dan efek yang berbeda.
Bahasa literal adalah penggunaan kata-kata untuk mengartikan dengan tepat apa yang mereka katakan, sedangkan bahasa kiasan adalah penggunaan kata-kata untuk menciptakan gambaran mental atau emosi yang hidup.
Dengan bahasa literal, Anda menyampaikan pesan Anda dengan cara yang cukup lugas, memberikan detail spesifik yang menggambarkan objek atau situasi tertentu.
Contoh citra literal adalah: "Kulit pohon itu kasar dan berwarna coklat".
Pencitraan literal dalam tulisan memberi pembaca gambaran yang tepat tentang seperti apa pohon itu tanpa interpretasi abstrak.
Berbeda dengan bahasa literal yang hanya menyatakan apa adanya, kiasan figuratif melukiskan gambaran atau mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan perangkat sastra seperti metafora, perumpamaan, dan perbandingan lainnya.
Misalnya, Anda dapat mengatakan bahwa membandingkan kekuatan seseorang dengan "pasukan raksasa" daripada menyatakan seberapa kuat mereka secara harfiah.
Ini membantu pembaca terhubung dengan karakter pada tingkat emosional dengan menciptakan gambaran visual yang kuat di benak mereka.
Jenis Bahasa Figuratif Yang Menggunakan Citra
Bahasa kiasan adalah alat penting bagi penulis, seniman, dan pembicara untuk membantu audiens mereka merasakan emosi dan menciptakan gambaran mental dari pesan, musik, dan kreasi lainnya.
Bahasa kiasan dapat dikategorikan ke dalam 8 jenis utama perangkat sastra.
1. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang dibuat antara dua objek atau ide yang tidak terkait untuk menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang satu.
Misalnya, seseorang mungkin menggambarkan kemarahannya sebagai "api yang menderu-deru" atau "badai yang muncul di dalam".
Jenis pencitraan organik dalam tulisan membantu pembaca memahami keadaan emosional karakter lebih dalam dan menciptakan citra mental yang kuat yang dapat mereka hubungkan.
2. Perumpamaan
Perumpamaan mirip dengan metafora karena mereka membuat perbandingan antara dua hal tetapi dengan perbedaan tambahan menggunakan kata-kata seperti 'seperti' atau 'seperti'.
Misalnya, seseorang mungkin menggambarkan kegembiraan mereka "seperti anak kecil di pagi hari Natal" atau "sama pusingnya dengan anak sekolah".
Perumpamaan efektif dalam menciptakan citra yang jelas karena membandingkan objek nyata dengan emosi abstrak, membuatnya lebih mudah untuk divisualisasikan.
3. Pesonifikasi
Personifikasi adalah ketika Anda memberikan atribut atau karakteristik manusia ke objek non-manusia.
Contoh citra penciuman untuk menunjukkan ini adalah "angin menyanyikan lagu sedihnya" alih-alih hanya menggambarkannya sebagai hembusan atau angin sepoi-sepoi.
Personifikasi memungkinkan pembaca untuk terhubung dengan karakter pada tingkat yang lebih dalam dengan memberi mereka kualitas hidup.
4. Hiperbola
Hiperbola adalah perangkat sastra yang menggunakan berlebihan untuk menekankan suatu titik dan menciptakan dampak.
Misalnya, “matahari cukup panas untuk menggoreng telur” adalah hiperbola yang membantu menciptakan gambaran mental yang jelas tentang hari yang panas terik.
Hiperbola dapat digunakan dengan perumpamaan untuk membangkitkan emosi, membuat gambaran mental, atau menonjolkan kualitas atau karakteristik penting.
5. Aliterasi
Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan awal dalam frasa atau kalimat.
Misalnya, "gelembung meledak dalam warna biru dan hijau cemerlang" adalah contoh aliterasi yang menciptakan ritme yang menyenangkan sekaligus memberikan gambaran mental yang jelas.
Ini sering digunakan dalam tulisan untuk menciptakan ritme puitis dan membuat kata-kata pemasaran lebih mudah diingat, yang merupakan contoh aliterasi itu sendiri!
6. Onomatope
Onomatopoeia adalah penggunaan kata-kata yang bunyinya meniru atau menyarankan maknanya.
Kata-kata ini digunakan untuk membangkitkan emosi tertentu atau menciptakan gambaran mental yang hidup.
Misalnya, "lebah berdengung" membangkitkan citra mental yang kuat dari suara dan gerakan lebah.
Ini dapat digunakan untuk membuat citra dalam tulisan dengan membantu pembaca mendengar dalam benak mereka apa yang sedang dijelaskan.
7. Idiom
Idiom adalah frasa atau ungkapan yang memiliki arti kiasan yang berbeda dari arti literal dari kata-katanya masing-masing.
Misalnya, “hujan kucing dan anjing” adalah idiom yang membantu Anda memvisualisasikan hujan lebat.
Mereka dapat membangkitkan citra yang kuat dengan membandingkan dua hal yang tidak berhubungan dengan cara yang kreatif.
8. Simbolisme
Simbolisme adalah penggunaan simbol untuk mewakili ide atau konsep. Misalnya, burung merpati dapat digunakan untuk melambangkan kedamaian, harapan, dan kebebasan.
Dalam sastra, simbolisme dapat digunakan untuk menciptakan citra yang kuat yang menyampaikan makna di luar definisi literalnya.
Jenis Citra + Contoh Citra
Mungkin salah satu cara terbaik untuk memahami bagaimana perumpamaan digunakan adalah dengan mendalami berbagai jenis perumpamaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap indra kita.
Perumpamaan menarik indera pembaca, membantu menciptakan gambaran mental yang hidup di benak pembaca.
Citra dapat dibagi menjadi 7 jenis utama: citra visual, citra pendengaran, citra penciuman, citra gustatory, citra taktil, citra kinestetik, dan citra mental.
1. Citra Visual (Penglihatan)
Citra visual melibatkan deskripsi penglihatan. Penulis sering menggunakan metafora visual dan perumpamaan untuk membuat gambar menggunakan bahasa deskriptif.
Mereka mungkin menggambarkan seseorang sebagai "bintang yang bersinar" atau ruangan sebagai "tidak menyenangkan dan gelap".
Gambar visual juga dapat mencakup personifikasi seperti menggambarkan angin memiliki "jari yang menyentuh wajahnya seperti cakar es".
Deskripsi ini membantu menciptakan pengalaman yang lebih imersif dan bermakna saat menerima pesan (atau membaca cerita).
Contoh Citra Visual
- Matahari adalah bola oranye raksasa di langit.
- Kepingan salju berkilauan seperti berlian.
- Pepohonan bergoyang tertiup angin, daunnya menyerupai api hijau.
- Dia memiliki rambut keemasan seperti matahari terbit.
- Salju menutupi tanah seperti selimut beludru putih.
2. Pencitraan Pendengaran (Suara)
Seperti yang Anda duga, citra pendengaran melibatkan deskripsi suara.
Anda dapat mendeskripsikan suara karakter sebagai lembut atau serak atau mendeskripsikan kicauan burung di langit pagi.
Dengan menciptakan kembali suara dalam kata-kata, penulis membantu pembaca merasa lebih dekat dengan karakter mereka dan mengalami pengaturan apa pun yang mereka alami dengan lebih realistis.
Contoh Citra Auditori
- Angin bersiul melalui pepohonan.
- Ombak menghantam pantai seperti drum yang menggelegar.
- Suara tawa bergema di dinding ruangan.
- Dia mendengar raungan jauh di cakrawala.
- Jam berdetak seperti genderang di benaknya.
3. Pencitraan Penciuman (Bau)
Citra penciuman melibatkan deskripsi yang berkaitan dengan indera penciuman.
Metafora penciuman dapat digunakan untuk menggambarkan parfum seseorang seperti "sarang madu manis" atau membangkitkan ingatan dengan aroma tertentu seperti "kue yang baru dipanggang melayang di udara" yang memicu nostalgia rumah masa kecil seseorang.
Gambar penciuman juga dapat digunakan untuk mengatur suasana dengan memasukkan deskripsi bau tidak sedap seperti kotoran atau karet terbakar dari ban mobil yang tergelincir di aspal.
Contoh Citra Penciuman
- Dia mencium sesuatu yang manis dan akrab, seperti roti yang baru dipanggang.
- Bau segar hujan di aspal membawa kembali kenangan indah baginya.
- Udara laut asin bertiup masuk dari jendela yang terbuka.
- Bau sampah yang membusuk sangat menyengat di gang saat malam tiba.
- Dia menangkap aroma samar dan musky yang berasal dari cologne-nya saat dia melewati mejanya.
4. Gustatory Imagery (Rasa)
Gustatory imagery melibatkan deskripsi yang berkaitan dengan indera perasa.
Menghubungkan dengan indera perasa pembaca sering melibatkan perumpamaan atau perangkat sastra lainnya seperti menggambarkan makanan sebagai "semanis nektar" atau membandingkan satu hal dengan yang lain seperti menyebut kepribadian seseorang "asam".
Gambar gustatory membantu pembaca mendapatkan ide tentang bagaimana rasanya tanpa harus benar-benar mencobanya.
Contoh Gustatory Imagery
- Ciumannya manis seperti madu.
- Kata-katanya pahit seperti jus lemon.
- Supnya terasa seperti pelukan hangat di mangkuk.
- Dia menikmati steak, lembut dan juicy seperti beludru di lidahnya.
- Kue itu begitu kaya rasanya hampir berdosa untuk memakannya.
5. Citra Taktil (Sentuh)
Citra taktil melibatkan deskripsi yang berkaitan dengan indra peraba dan tekstur.
Hubungan dengan indra peraba ini memungkinkan pembaca untuk membayangkan seperti apa rasanya ketika disentuh tanpa benar-benar menyentuhnya sendiri.
Anda dapat menggunakan citra sentuhan untuk mendeskripsikan bulu yang lembut dan mewah, air yang terasa dingin dan menyegarkan di kulit selama hari yang panas, atau bebatuan yang kasar dan bergerigi di bawah kaki saat mendaki lereng gunung.
Citra taktil memungkinkan pembaca untuk membentuk kesan mereka sendiri tentang indra peraba tanpa menyentuhnya secara fisik.
Contoh Citra Taktil
- Rerumputan menggelitik kakinya seperti beludru lembut.
- Kulitnya terasa dingin dan lembap karena ketakutan.
- Ujung jarinya kasar di pipinya saat dia menyeka air mata.
- Dia menggigil di tengah hujan es, merasakan tetesan es di kulitnya seperti jarum kecil yang menusuk dagingnya.
- Dia mengusap permukaan meja marmer yang halus sampai terasa hampir licin di bawah sentuhannya.
6. Citra Kinestetik (Gerakan)
Citra kinestetik adalah jenis citra sensorik yang melibatkan deskripsi gerakan dan sensasi fisik.
Ini dapat digunakan untuk menangkap perasaan gerakan karakter, seperti berlari atau melompat di udara.
Citra kinestetik juga dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perasaan seseorang saat sedang bergerak atau bagaimana perasaan benda tertentu saat disentuh.
Contoh Citra Kinestetik
- Dia merasakan jantungnya berdegup kencang saat dia berlari melintasi lapangan.
- Dia melompat ke udara, merasa seperti sedang terbang.
- Tangannya gemetar karena antisipasi ketika dia menyentuh lengannya untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.
- Dia merasakan gelombang energi memancar dari tubuhnya saat mereka menari bersama seirama dengan musik.
- Dia mengalami aliran adrenalin yang menembus nadinya ketika dia melihat seberapa dekat mereka untuk memenangkan pertandingan bola basket mereka.
7. Pencitraan Organik (Mental)
Citra organik adalah jenis citra sensorik yang melibatkan deskripsi keadaan mental dan emosional.
Digunakan untuk menangkap perasaan, kesan, atau reaksi yang dialami oleh seorang tokoh dalam sebuah cerita.
Hal ini dapat dilakukan melalui isyarat verbal dan non-verbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan dialog.
Citra organik sering digunakan dalam tulisan untuk membantu pembaca memahami pikiran, perasaan, dan emosi batin karakter.
Contoh Citra Organik
- Dia merasakan gelombang kelegaan menyapu dirinya saat beban situasi akhirnya terangkat.
- Ketakutannya terlihat jelas saat dia melangkah ke hal yang tidak diketahui.
- Matanya terbakar amarah dan kebencian ketika dia melihat apa yang telah dia lakukan.
- Tiba-tiba dia merasakan gelombang kegembiraan ketika dia melihat keluarganya setelah pergi begitu lama.
- Dia merasakan ketakutan yang luar biasa ketika dia mendengar berita itu.
Contoh Citra dalam Sastra
Berikut adalah beberapa contoh citra puitis dan citraan dalam karya sastra.
William Shakespeare
Salah satu contoh perumpamaan yang paling terkenal dalam sastra dapat ditemukan dalam Romeo and Juliet karya William Shakespeare, di mana dia menggunakan perumpamaan yang kuat untuk menyampaikan emosi yang intens di antara kedua protagonis.
Dia berbicara tentang "cinta menjadi asap yang dibuat dengan asap desahan", yang membangkitkan citra cinta sebagai sesuatu yang tidak berwujud dan indah.
Dia juga menulis tentang “petir ditahan di dalam penjara lunak cinta,” yang menciptakan citra cinta sebagai penjara, menunjukkan bagaimana hal itu dapat menjebak orang di luar kehendak mereka.
Charles Dickens
Dalam A Christmas Carol, Dickens menggunakan perumpamaan untuk mendeskripsikan rumah keluarga Bob Cratchit pada Malam Natal:
“Perapiannya sangat bersih bahkan tidak ada batu bara di perapian; sementara api yang terang berderak dalam kenyamanan ceria.
Deskripsi ini menciptakan gambaran kehangatan dan kegembiraan di rumah yang sederhana pada waktu Natal, menunjukkan bagaimana Dickens dengan kuat menangkap esensi dari periode liburan khusus ini.
John Keats
Karya-karya penyair ternama seperti John Keats penuh dengan imaji yang menawan.
Contoh citra kinestetik dari Ode to a Nightingale adalah saat Keats menulis tentang "diangkut melampaui lautan perawatan", yang menciptakan citra dunia di mana semua kekhawatiran dan masalah dapat dilupakan.
Robert Frost
Puisi Robert Frost, Stopping by Woods on a Snowy Evening, melukiskan gambaran yang jelas tentang keindahan alam di bawah sinar bulan dan hujan salju.
Dia menggambarkan keheningan damai yang mengelilinginya saat dia berdiri sendirian di dekat hutan menggunakan citra penciuman:
"Satu-satunya suara lain adalah sapuan / Angin sepoi-sepoi dan serpihan berbulu halus."
Ernest Hemingway
Dalam novel Ernest Hemingway, The Sun Also Rises, perumpamaan digunakan untuk menggambarkan rasa kekecewaan dan ketidakberdayaan yang dialami oleh para karakter. Dia menulis:
“Jalanan putih di bawah sinar bulan. Hujan sudah berhenti dan dingin. Semuanya tampak mati seolah-olah kehidupan telah hilang darinya.
Deskripsi yang sebagian besar menggunakan citra visual ini menciptakan citra dunia yang dingin dan tak bernyawa yang mencerminkan keadaan batin karakternya.
Harper Lee
Dalam Harper Lee's, To Kill a Mockingbird, dia menggunakan citra yang kuat untuk menyampaikan suasana dan suasana kota kecil Alabama selama tahun 1930-an.
Dia menggambarkan bagaimana jalanan “panas dan terengah-engah” pada hari-hari musim panas (citra taktil) dan bagaimana “bayangan awan yang melewati malam yang diterangi cahaya bulan” (citra visual) menciptakan suasana yang menakutkan.
Dia juga berbicara tentang bagaimana "simpul di pagar itu seperti mata gelap misterius yang menatap anak-anak."
Deskripsi ini menciptakan gambaran yang kuat yang terhubung dengan indera untuk membantu pembaca memvisualisasikan dan mengalami latar novel klasik ini.
Ringkasan Contoh Citra
Citra adalah alat penting untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan cara yang kreatif dan membantu audiens Anda terhubung dengan tulisan melalui indra.
Baik itu melalui sastra, seni, musik, atau film—kemampuan untuk membuat gambar yang kuat menggunakan deskripsi bisa menjadi sangat kuat dan berdampak jika dilakukan dengan benar.
Pencitraan adalah alat penting bagi penulis dan seniman karena membantu menciptakan gambaran mental yang hidup dan membangkitkan emosi yang kuat dari pembaca yang selanjutnya dapat menekankan tema tertentu dalam karya sastra atau seni.
Menggunakan berbagai jenis kiasan kiasan seperti simile, hiperbola, dan perangkat sastra lainnya memudahkan pembaca untuk memahami konsep tanpa tersesat dalam jargon teknis atau konsep abstrak.
Ini memungkinkan mereka untuk terhubung dengan karakter di level yang lebih dalam dan mengalami emosi apa pun yang terjadi dalam cerita dengan kekuatan penuh sekaligus!